Rabu, 08 Agustus 2012

Rumah Tradisional Limas



Rumah Tradisonal Limas

Rumah atap Limas atau rumah limas adalah bentuk rumah tradisional Palembang dengan ciri-ciri :
1. Atap berbentuk limas
2. Badan rumah berdinding papan dengan pembagian ruangan yang telah dibakukan (standard) dan bertingkat-tingkat (kijing)
3. Keseluruhan atap dan dinding serta lantai rumah bertopang atas tiang-tiang yang ditanam ditanah
4. Mempunyai ornamen dan ukiran yang menampilkan Kharisma dan identitas rumah tersebut.
Melihat dari bentuk dan keanggunan rumah limas ini, serta cara dan biaya pembuatannyatidaklah mudah dan murah. Maka rumah limas ini dibuat untuk para penguasa di daerah Palembang pada masa itu.
Jika melihat bentuk atap limas, tidak lagi mencerminkan filosofi hubungan makro dan mikro kosmos, tetapi filosofi hubungan manusia sebagai ciptaan Tuhan (Allah SWT), jadi pengaruh Islam telah ada pada atap rumah limas.
Pengaruh Islam ini tampak pula pada ornamen maupun ukiran yang terdapat pada rumah limas tersebut. Ukiran tidak lagi menampilkan bunga teratai atau hewan, tetapi lukisan bunga dan daun, motifnya mirip dengan Arabesque Simbar/Paku tanduk simbar menjangan (Platycerium Coronarium) menjadi simbol utama lukisan itu.



Filosofi tempat tertinggi adalah suci dan dan terhormat dimanfaatkan dalam arsitektur rumah limas. Nampak jelas dalam pembagian ruangan dan tingkat rumah limas.
Ruang utama yang dianggap terhormat adalah ruangan gegajah (bahasa Kawi: balairung), terletak ditingkat teratas dan tepat dibawah atap limas yang ditopang oleh alang sunan dan sako sunan. Diruang gegajah ini terdapat Amben(balai/tempat bermusyawarah/Mensyuarat) yang terletak lebih tinggi dari lantai diruang gegajah (lebih kurang 75 cm). Ruang ini selain merupakan pusat dari rumah limas, baik untuk adab juga kehidupan pusat dekorasi (aksetuasi). Ukiran dipusatkan di dinding atau tiang juga di langit-langit. Sebagai pembatas ruang terdapat lemari yang dihias sehingga sebagai show window/etlage dari kekayaan pemilik rumah.
Pangkeng (bilik tidur) terdapat diruang gegajah terletak di dinding rumah baik di kanan maupun di kiri. Untuk memasuki bilik atau pangkeng ini, kita harus melalui dampar (kotak/peti) yang terletak dipintu. Dari sana kita akan menurun lagi. Kotak/peti ini sendiri berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan rumah tangga.
Pada ruang belakang dari gegajah terdapat pawon (dapur) yang lantainnya sama tingkat dengan lantai gegajah, tetapi tidak lagi dibawah naungan atap limas, melainkan atap tersendiri dibuat seperti atap pisang sesisir.Melihat level dari lantai gegajah dan pawon adalah sama, maka fungsi pawon ini sangatlah penting. Ruang antar amben  dan pangkeng disebut pedalon (lorong).
Dengan bentuk ruang dan lantai berkijing-kijing tersebut, maka rumah limas adalah rumah yang secara alami mengatur protokol yang rapi. Tempat duduk para tetamu pada saat sedekah/kenduri sudah ditentukan berdasarkan status tamu tersebut di masyarakat.Para Ulama, Pemuka Masyarakat, Saudagar duduknya pada tempat kijing yang tinggi sedangkan yang lain menyesuaikan diri dengan kedudukannya.Apabila dilanggar maka orang tersebut menjadi kaku, karena tidak berkomunikasi dengan lingkungannya, baik disebabkan rasa segan/canggung ataupun rasa takut dan malu.
Saat ini rumah limas masih ada dijumpai di kota ini, terutama di daerah Seberang Ulu. Rumah limas yang selalu dikunjungi adalah rumah limas milik pribadi "Rumah Limas Haji Bayumi Wahab". Rumah limas yang ada di Museum Balaputradewa di KM.6 adalah pindahan dari belakang kantor Walikota Palembang.




Rumah Limas di Museum Balaputradewa KM. 6 Palembang, yang dijadikan gambar mata Uang Pecahan Rp10.000,-



Rumah Limas di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta



Rumah Limas Haji Bayumi Wahab dekat Yayasan IBA



Rumah Limas di Jalan Demang Lebar Daun




Rumah Limas Haji Abdul Razak (HAR) Jalan Jend. Sudirman


Rumah limas Hasyim Ning di Jalan sekanak, 27 Ilir




Rumah limas Riamizad Riacudu di Desa Tanjung Sejaroh- Kabupaten Ogan Ilir



Rumah limas Hattarajasa di Desa Jejawi Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan






SUMBER : Humas Pemda Kota Palembang Tahun 1991 dan beberapa sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar